Salah satu hadiah berharga di Juni adalah album ke 6 Weezer- Red Album. Seperti biasa nuansa yang hampir sama disajikan. Istimewanya video dari single Pork & Beans diinspirasi dari tokoh-tokoh popular yang berhasil memanfaatkan Youtube sebagai wahana bermain dan lewat http://youtube.com/user/weezer mereka merilis videonya.
Tokoh - tokoh tersebut pernah diundang Oprah ketika episode Youtube dibuat khusus karena fenomenanya.
http://youtube.com/watch?v=muP9eH2p2PIBeberapa yang saya kenali adalah Canon in D, Gary Brolsama, The Numa Numa kid, The Dramatic Gopher, Afroninja, The Diet Coke Experiment, GI Joe Gay, Matt McAllister Tshirts, Chris Crocker - The “Leave Brittney Alone”, Caitlin Upton-Miss Teen USA, The Soulja Boy Dance, Judson Liapply “Evolution of Dance”, Tay Zonday "Chocolate Rain" (yang menurut saya sangat tidak lucu) , The Daft Hands, Kicesie Sex Video, Ryan vs Dorkman, The Dancing Banana, dan One Man Band.
Sebelum saya menyelami album terbarunya, saya bernostalgia dulu ketika saya bisa menikmati konser mereka dari barisan paling depan di Summer Sonic 2005.
SUMMER SONIC 2005
Seperti di Indonesia ada Soundrenaline, Woodstock di Amerika Serikat, Glastonburry di Inggris, dan Big Day Out di Australia, di Jepang juga terdapat festival musik musim panas bernama Summer Sonic.
Untuk pertama kalinya saya mengunjungi Tokyo, saya mendapatkan kesempatan pengalaman menonnton sebuah festival musik musim panas Summer Sonic pada Agustus 2005.
Summer Sonic 2005 menampilkan sekitar lebih dari 100 penyanyi dan grup band dari berbagai negara diantaranya Jepang, Inggris, Amerika dan Australia. Festival musik ini diselenggarakan setiap tahun untuk mengisi kegiatan di musim panas bagi warga Jepang atau Tokyo khususnya. Selain festival musik, di Tokyo juga diselengarakan banyak kegiatan hiburan, diantaranya festival kembang api atau disebut Hanabi.
Cuaca Tokyo di awal Agustus 2005 kemarin sangat panas, suhu berkisar diatara 25 - 27 derajat Celcius. Summer Sonic 2005 diselenggarakan di daerah Chiba, Tokyo pada 13 - 14 Agustus 2005. Festival musik ini mengambil lokasi d Chiba Marine Stadium & Makuhari Messe.
Chiba Marine Stadium adalah tempat rumah tim baseball Chiba Lotte Marines.Tempat ini bisa menampung sampai 30 ribu penonton duduk, dan 10 ribu berdiri . Sedangkan Makuhari Messe berbentuk kompleks balai pertemuan tertutup yang dilengkapi dengan pendingin udara diperkirakan bisa menampung sekitar 20 ribu penonton. Tempatnya mirip Kemayoran Hall dengan desain arsitektur yang berbeda.
Meskipun Tokyo dikenal dengan jalur kereta bawah tanah yang sangat banyak, namun panitia acara di official websitenya telah menyiapkan peta transportasi untuk pengguna kereta yang bisa digunakan untuk memudahkan mencapai tempat pertunjukan. Peta nya juga dilengkapi dengan durasi tempuh setiap kereta, ini untuk memudahkan setiap penonton untuk bisa datang tepat waktu menonton pertunjukannya. Saya memutuskan untuk pergi Sabtu 13 Agustus jam 6 pagi , karena ini pengalaman pertama, saya tidak mau ketinggalan apapun. Dari tempat saya tinggal di daerah Kugayama, diperkirakan sekitar 70 menit untuk sampai d stasion Kaihin Makuhari Station, stasiun terdekat dengan tempat acara.
Ketika sampai di stasiun, banyak pemuda berkaos putih bertuliskan Summer Sonic 2005 memegang pengeras suara dan terus berbicara dalam bahasa Jepang, Saya cukup terpukau dengan cara mereka memandu, semua penonton berjalan beriringan dengan sangat teratur sejauh 500 meter untuk sampai gerbang Makuhari Messe dan 900 meter untuk sampai Marine Stadium. Berjalan sejauh itu tidak terasa karena saya terhibur dengan berbagai macam gaya berpakaian anak muda Jepang yang dikenal sangat unik. Mulai dari gaya berpakaian seperti akan berjemur di pantai yang dilengkapi topi lebar, kemeja bunga khas Hawaii dan celana surfing, tidak ketinggalan keranjang yang dilengkapi berbagai kebutuhan termasuk kursi mini. Ada juga yang berpakaian ala boneka boneka porselen, rok selutut menggelembung dengan kaos kaki panjang warna warni.
Lebih kurang 15 menit berjalan, saya sampai di gerbang Makuhari Messe. Tiba tiba banyak anak muda Jepang langsung berlari, setelah saya coba menyusul mereka, ternyata mereka bergegas mengantri di stand official merchandise Summer Sonic 2005. Padahal stand tersebut baru dibuka pukul 10 pagi. Mereka rela mengantri dengan teratur untuk membeli kaos kaos yang harhanya sekitar 300-500 Yen.
Kemudian saya menuju tempat penukaran tiket. Ditempat ini tiket kemudian diganti dengan gelang tangan berwarna merah, karena saya membeli tiket untuk 2 hari, sedangkan untuk tiket 1 hari, gelang tangan nya berwarna hijau. Panitia memberikan sebuah buku panduan berwarna orange yang dilengkapi peta panggung dan jadwal pertunjukan. Saya langsung menyiapkan rencana setiap jam untuk menikmati pertunjukan mana yang akan saya pilih.Panitia yang dilengkapi pengeras suara masih memandu penonton yang sibuk membaca buku panduan untuk memasuki antrian di beberapa pintu ruangan.Ternyata sudah banyak anak muda Jepang yang mengantri sambil duduk2, sebagian sambil makan pagi dilengkapi minuman isotonik yang mirip cairan tubuh menjadi andalan mereka.Pintu masuk baru dibuka pada pukul 10 pagi.
Meskipun ini adalah festival musik rock, pop, dan lain lain, panitia dengan tepat waktu membuka pintu masuk .Terdapat 5 pintu masuk utama di Makuhari Messe. Pintu masuk 1 untuk penonton yang ingin menikmati pertunjukan di dua panggung yang diberi nama Urban Stage & Rock Stage. Sesuai dengan namanya di kedua panggung itu akan tampil musisi dan grup band beraliran musik rock, soul, hip hop. Diantaranya yang tampil adalah band The Roots & Q Tip pada Sabtu 13 Agustus, sedangkan Me First and The Gimme Gimmes tampil pada Minggu 14 Agustus.
Pintu Masuk 2 digunakan untuk ruangan stand stand makanan, stand sponsor,tempat istirahat,stand P3K, dan stand refleksiologi.Panitia sangat memikirkan bagaimana caranya untuk membuat penonton tidak pegal kakinya selama 2 hari.
Pintu Masuk 3 menuju panggung yang diberi nama Sonic Stage . Di panggung ini yang akan tampil pada Sabtu 13 Agustus diantaranya The Tears (band baru mantan vokalis Suede), Ian Brown, dan MEW. Sedangkan pada Minggu 14 Agustus yang tampil di panggung ini diantaranya Bloc Party, The LA's, dan Teenage Fanclub.
Pintu Masuk 4 dikhusukan untuk stand official merchandise dan tempat locker. Penonton bisa menyewa locker untuk menyimpan barang barangnya dengan membayar 300 Yen setiap harinya. Jadi mereka tidak usah membawa tas yang berat selama pertunjukan berlangsung. Di ruangan ini juga dilengkapi panggung yang diberi judul Island Stage yang diperuntukan untuk band band lokal dan band band indie asal Jepang dan juga dari berbagai negara.Diantaranya yang akan tampil adalah Doping Panda, The Rakes, dan Great Adventure.
Pintu masuk 5 terdapat paling ujung di Makuhari Messe, karena disini terdapat panggung kedua paling besar yang diberi nama Mountain Stage. Duran Duran, Interpol, dan TV On The Radio tampil pada Sabtu 13 Agustus. The Black Crowes, Public Enemy, Ramsmstein adalah sebagai band yang tampil pada Minggu 14 Agustus.
Karena ingin membeli makanan,saya memilih memasuki Pintu Masuk 2, kejutan kembali datang, diruangan ini para sponsor membagikan kantong kantong berisi produk produk mereka yang berisi deodorant,sabun muka, kertas tisu, handuk,. Ada juga sponsor yang membagikan compact disc single dari beberapa grup band, pin, dan voucher gratis mengisi lagu untuk produk I pod. Sepertinya sponsor mengerti apa yang diperlukan penonton untuk menikmati festival musik ini selama dua hari. Salah satu sponsor acara adalah A Seed Japan, sebuah NGO lingkungan hidup yang mengkampanyekan daur ulang sampah plastik. Mereka membagikan kantong plastik yang diproduksi dari hasil daur ulang botol minuman. Saya kemudian bertanya dalam bahasa Inggris kenapa mereka mau bekerjasama dalam acara ini. Mereka beralasan karena selama 2 hari acara ini berlangsung akan terkumpul sampah plastik yang banyak , sehingga mereka memanfaatkan anak muda Jepang untuk turut aktif dalam proses daur ulang sampah plastik. Wowww............itulah reaksi saya, meskipun mereka menjawab dengan Bahasa Inggris yang sangat terbatas, lebih membantu bahasa tubuh dan bahasa gambar (kemana mana saya selalu membawa notes dan pensil).
Tepat pukul 12 siang pertunjukan dimulai, saya memilih untuk menonton The Subways, band beraliran garage rock asal Inggris di Mountain Stage.Dilanjutkan Louis XIV, The Departure, TV ON The Radio, dan Interpol. Setelah selesai, tepat pukul 4 sore saya pindah ke Sonic Stage yang jaraknya lebih kurang 100 meter,untuk menonton MEW dan The Tears. MEW tampil sangat maksimal!!
Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 6 sore, karena ada jeda waktu diantara pertunjukan selama 30 menit, saya bergegas pindah tempat ke Urban Stage, dmana The Roots sudah mulai beraksi.Ini adalah keputusan sulit karena pada saat yang bersamaan Deep Purple tampil di Marine Stage. Sambil terengah engah saya mencoba bergabung bersama penonton yang sangat antusias dibandingkan dengan penonton di pertunjukan2 dipanggung yang saya tonton sebelumnya. Secara musikalitas The Roots bisa menunjukan bagaimana menyajikan skill tinggi dengan bumbu hiburan. Tiba tiba pemain drum berganti tempat dengan pemain perkusi, kemudian sang gitaris memetik gitar dengan posisi gitar di punggung, tak ketinggalan pemain keyboard & vocalist yang terus mengajak penonton mengikuti irama dengan melambaikan tangan, keringat mulai bercucuran, padahal ruangan nya dilengkapi pendingin udara. Satu jam tidak terasa menikmati The Roots.Saya kembali bergegas menuju Sonic Stage untuk menonton Ian Brown dans aya pun ketinggalan pertunjukannya.
Pertunjukan berikutnya di Mountain Stage adalah yang paling saya tunggu hari itu. Dengan perut yang sudah terisi saya berlari secepat mungkin diantara penonton yang mulai berdesakan, Duran Duran akan tampil pukul 8 malam. Beruntung saya bisa mendapatkan posisi menonton tepat didepan mereka dibelakang pagar pembatas. Duran Duran tampil selama lebih kurang satu setengah jam. Sangat memuaskan!!
Kemudian saya kembali berlari dari Mountain Stage menuju Marine Stadium yang tempatnya 500 meter ,meskipun disediakan shuttle bus, saya tetap memilih berlari untuk bisa menonton Nine Inch Nails. Alhasil saya bisa menonton 3 lagu terakhir mereka sambil duduk di tribun stadion. Akhirnya pertunjukan Sabtu 13 Agustus berakhir pukul 10 malam, saat itu lah saya baru merasa lelah.
Kemudian saya memutuskan untuk kembali ke Makuhari Messe membeli makan malam dan menginap disana, sementara sebagai penonton berlari mengejar jadwal kereta yang akan membawa mereka pulang. Sebagian lagi menuju hotel untuk menginap. Terdapat dua buah hotel yaitu Hotel New Otari dan Hotel Makuhari Prince. Paling murah harga per malam di kedua hotel ini sekitar 2000 Yen.Setelah sampai di Makuhari Messe yang sangat bersih dan bebas sampah, saya mengira hanya akan ada sebagian kecil, ternyata sudah banyak orang mengambil tempat untuk tidur. Bahkan untuk posisi tidur pun mereka sangat teratur, sehingga memudahkan yang lain untuk mengambil tempat.Sebelum tidur saya sudah menyiapkan rencana untuk pertunjukan besok hari, karena besok Weezer dan Oasis akan tampil dan diperkirakan akan lebih banyak orang yang datang.
Tepat jam 6 pagi saya dibangunkan oleh petugas kebersihan karena mereka akan membersihkannya. Untuk kesekian kalinya saya terkagum, padahal tempatnya sudah bersih. Saya dianjurkan untuk pindah tempat ke sekitar lobi Makuhari Messe. Akhirnya saya bangun dan membersihkan diri di wc umum yang sangat bersih dan rapih. Makan pagi adalah sebuah keharusan, mengingat jadwal pertunjukan Minggu 14 Agustus sangat padat. Seafood Ramen atau Bakmi Seafood sehargan 450 Yen dan satu botol minuman isotonik seharga 120 Yen,saya pilih sebagai makan pagi. Saat itu saya memutuskan untuk lebih mengajak ngbrol orang muda Jepang. Meskipun sedikit kesulitan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, saya berkenalan dengan Hiro yang cukup bisa mengerti Bahsa Inggris meskipun sulit dalam pengucapan. Dia seorang komputer programmer di perusahaan komputer Jepang dan telah mengikuti Summer Sonic 3 tahun berturut turut. Dia menanyakan kabar tentang Aceh. Saya menjawab sudah dilakukan perbaikan disana. Dia berkeinginan mengunjungi Indonesia karena usianya sudah 27 tahun tapi belum pernah ke Bali. Obrolan berakhir ketika tepat jam 9 ketika penonton sudah boleh memasuki Makuhari Messe dan Chiba Marine Stadium.
Pertunjukan hari itu lebih awal dibanding hari sebelumnya. Jam 11 siang adalah pertunjukan perdana. Saya kemudian menuju Sonic Stage karena akan tampil Be Your Own Pet. Band rock asal Nashville yang bervokalis perempuan berambut pirang bernama Jemima Pearl. Album perdana mereka berjudul Damn Damn Leash banyak mendapat review menggembirakan dan pujian dari beberapa majalah dan situs musik, diantaranya Rolling Stones, Spin, Gigwise, dan FasterLouder. Selama 45 menit mereka bisa membuktikan bahwa mereka sangat menarik untuk dilihat skill bermusik jika dibandingkan hanya sekedar mendengarkan albumnya. Penonton langsung bersemangat. Ciri khas penonton Jepang adalah mereka akan mengacungkan dan melambaikan sebelah tangannya bersama sama secara teratur. Kemudian saya menuju Marine Stadium. Antrian panjang stand official merchandise tmasi berlangsung meskipun matahari sangat menyengat. Sun block atau lotion pelindung kulit sangat dibutuhkan untuk bisa menonnton di Marine Stadium. banyak penonton yang menunggu di tenda tenda berteduh.Sambil menunggu pertunjukan pukul 1 siang saya membeli roti dan minuman isotonik seharga 350 Yen sambil menuju Beach Stage. Area ini merupakan pantai mini buatan. Disini tampil band band beraliran musik yang tidak terlalu ribut seperti reggae dan hip hop.
30 menit kemudian saya menuju pintu festival Marine Stage,karena Yellowcard akan tampil jam 14.30. Band beraliran apapaun itu yang disebut Emo ini menunjukan keunikan personil bermain biola. Penampilan mereka juga sangat membuat penonton bersemangat untuk mulai melakukan moshing, meskipun sebenarnya moshing dilarang selama pertunjukan berlangsung. Keringat mulai membasahi kaos yang saya pakai, karena penonton mulai berdesakan ketika Yellowcard mengajak penonton untuk mendekati panggung, saya pun akhirnya berada tepat di pinggir pagar batas. Setelah selesai kemudian panitia menyemprotkan air kearah penonton di festival Marine Stage. Lantai lapangan baseball ini ditutupi kayu kemudian dilapisi busa dan karpet plastik, sehingga lantainnya terasa licin setelah disemprot air. Kondisi ini dimanafaatkan beberapa penonton untuk meluncur di lantai. Berbeda dengan Woodstock di Amerika Serikat, Glastonburry di Inggris,dan Big Day Out di Australia yang kesemuanya selalu dilengkapi dengan pesta lumpur, Summer Sonic hanya dilengkapi pesta seluncur air.
Sambil menunggu penampilan The Ordinary Boys, MC acara kemudian mengajak seseorang dengan menggunakan kaos bertuliskan A Seed Japan yang kedua tangannya masing masing memegang botol palstik minuman dan kantong plastik. Mereka memberi kan info seputar proses daur ulang dan ajakan aktif dalam mendaur ulang sampah. Salah satu yang saya paling ingat adalah bahwa satu botol minuman palstik berukuran 200 ml, bisa di daur ulang menjadi 10 kantong palstik belanja dengan desain gambar yang sangat menarik. Bayangan saya akan ada botol minuman yang akan dilempar ke panggung ternyata meleset, tidak ada satupun botol minuman yang dilempar ke panggung.
Sambil bersandar pada pagar pembatas, saya mengajak ngobrol dua orang wanita disebelah saya, Fumi dan Ami yang bekerja disebuah perusahaan produksi telur di Tokyo. Beruntung karena mereka mengerti bahasa Inggris dan baru aja berlibur dari Bali dan Yogyakarta. Dengan semangat mereka mengucapkan "Terima Kasih". Saya sangat terhibur dengan cerita pengalaman mereka menaiki andong di Yogyakarta dan wisata kulinari di sana yang menurut mereka sangat enak dan murah. Ketika kita sedang ngobrol, penonton makin bertambah banyak memasuki festival dan tribun Marine Stage. Ternyata mereka sedang menantikan band Jepang yang sedang digemari bernama Asian Kungfu Generation. Fumi dan Ami adalah fans dari band yang albumnya juga dirilis di Indonesia ini. Ketika band berpersonil empat orang ini mulai memainkan lagu lagunya, penonton satu stadion menyanyi bersama. Saya berpikir mungkin ini sama seperti Peter Pan di Indonesia yang kabarnya juga menonton festival ini juga. Lagu lagunya menarik untuk didengar meskipun secara bahasa saya sama sekali tidak mengerti. Tapi karena vokalis band ini,Gotoh san selalu menceritakan pengalaman tentang lagu lagunya, saya mencoba mengerti dengan menanyakan pada Fumi dan Ami. Setelah Asian Kungfu Generation selesai tampil banyak penonton yang mulai meningalkan Marine Stage karena cuaca yang masih sangat panas. saya juga berusha keluar mendinginkan badan sambil menuju Sonic Stage untuk melihat penampilan Bloc Party. Saya memutuskan menonton pertunjukannya selama 25 menit karena pertunjukannya bentrok dengan Kasabian di Marine Stage. Kembali saya berlari menuju Marine Stage dan langsung berdesak desakan memasuki festival Marine Stage karena saya harus berada paling depan untuk pertunjukan berikutnya.
Seiring dengan matahari yang mulai tenggelam dan cuaca berkurang panasnya, tepat 18.20 Pertunjukan yang paling saya tunggu hari itu akhirnya terwujud. Weezer tampil dengan kostum yang sangat menarik. paling berwarna warni dibandingkan grup band lain. Rivers Cuomo, vokalisnya memakai jas warna merah kotak kotak dan pemain bass nya, Pembetot bas, Scott Shriner memakai kemeja bunga bunga. Pengebuk drum, Pat wilson memakai kemeja putih dan melepaskan kacamatanya.Tak ketinggalan Brian Bell dengan gitarnya memakai kemeja cowboy. Mereka membawakan 15 lagu. Hits hits mereka hampir semuanya dinyanyikan bersama sama oleh penonton, diantaranya Island in the sun, No one else, Beverly Hills yang menjadi single pertama dari album terbarunya Make Believe, dan Buddy Holly yang menjadi lagu penutup pertunjukannya. Mereka meninggalkan panggung dan membuat penonnton melambaikan tangannya dengan bentuk jari membentuk huruf W.
http://youtube.com/watch?v=U6kbZzAuAXo
Kemudian saya berusaha keluar untuk berlari ke Mountain Stage tempat pertunjukan The Black Crowes yang bentrok dengan Weezer.Sesampainya disana pertunjukan sudah selesai. Saya langsung kembali berlari untuk kembali ke Marine Stage untuk menunggu pertunjukan Oasis yang menjadi penutup Summer Sonic 2005. Pintu festival sudah ditutup karena penuh, panitia menyuruh saya untuk duduk di tribun Marine Stage. Dari kejauhan kelihatan setiap tempat sudah terisi penuh, namun masih ada satu tempat duduk yang masih kosong. Akhirnya saya mendapatkan tempat duduk dan bisa melihat lautan manusia di festival Marine Stage. Beruntung sekali saya duduk ketika itu, karena Oasis cukup lama dalam persiapan pertuujukannya. Mengisi kekosongan acara, penonton yang duduk di tribun melakukan koreografi manusia dengan membuat ombak. Ini sangat mennghibur selama menunggu penampilan Oasis. Setelah lebih dari satu jam, akhirnya band yang dimotori oleh dua saudara kandung Liam dan Noel Gallagher membuka pertunjukan dengan lagu Turn up the sun. Lagu yang juga menjadi lagu pembuka di album terbarunya Don't believe the truth. Vokalis utama, Liam Gallager yang dikenal sering membuat tingkah laku aneh selama konser sudah saya nantikan dalam konser kali ini, setelah menyanyikan Lyla, single pertama dari album terbarunya. Dia mengajukan pertanyaan...Are there any lesbian girls? tentunya penonton tidak melakukan reaksi apapaun, semuanya terdiam. Dia juga bolak balik masuk kebelakang panggung , entah melakukan apa. Salah satu Band yang menginspirasi perkembangan musik Brit Pop di Indonesia di awal tahun 90an ini mulai membawakan banyak hitsnya setelah lagu kesembilan, diantaranya Champagne Supernova, Wonderwall, Some might say, dan Don't look back in anger. Mereka membawakan total 17 lagu, 8 diantaranya dari album terbarunya. Oasis menutup pertunjukannya dengan lagu Rock & Roll Star yang dilengkapi dengan pertunjukan kembang api yang sangat indah selama 5 menit. Ini juga sekaligus menutup Summer Sonic 2005. Jam 21.30 penonton secara beraturan keluar dari Marine Stadium menuju shuttle bus yang akan mengantarkan ke areal parkir atau Kaihin Makuhari, stasiun kreta terdekat. Saya pun segera menuju kreta yang akan membawa saya pulang dengan pengalaman menonton dan menikmati festival musik selama dua hari yang bisa melupakan rasa cape yang sama alami dan melupakan pengalaman betapa sulitnya mendapatkan visa untuk bisa masuk ke Jepang.