Langsung mereka mulai dengan lagu The Valley disusul dengan sambutan pertama dari Simon yang kemudian menyanyikan hits lama pertama konser malam itu, Hungry Like The Wolf. Di sini mulai terasa sound sytem kurang begitu nyaman di dengar, namun hal itu tidak membuat sedih karena penampilan mereka yang bersemangat membalas kerinduan. Lagu ini disambut penggemar dengan semangat, meskipun tata lampu nya cukup biasa saja untuk band sebesar Duran Duran. Backdrop panggung juga sangat sederhana dengan meredakan pemikiran, kalo backdrop nya adalah LED mungkin harga tiketnya akan lebih mahal lagi dan tak terjangkau dibeli penggemar di Indonesia. Tiket konsernya kali ini tergolong mahal.
Planet dinyanyikan sebagai lagu berikutnya yang membuat penonton melompat bersama. Simon mulai terasa terganggu dengan sound system keliatannya, karena beberapa kali dia menengok ke arah kiri tempat sound engineer mereka standby. Dari lagu lama tadi, Simon mengajak penonton untuk sejenak menikmati lagu lagu dari album terakhir mereka Red Carpet Massacre yaitu Runner. Album terbarunya yang sangat kekinian juga diimbangi dengan gaya panggung personil Duran Duran yang masih yahud. Simon memakai celana ketat hiotam, sepatu kulit hitam ujung runcing dan kemeja hitam bertuliskan Massacre yang menurut Teli seperti kemeja sablonan distro abal-abal. John Taylor memakai kemeja hitam, celana ketat hitam dengan sepatu boots hiotam semata kaki. Nick memakai blazer kasual dan celana hitam sepatu warna silver, sedangkan Roger Taylor memakai kemeja putih, celana hitam dan sepatu oxford bewarna putih yang saya pikir inilah penampilan drummer ter yahud yang pernah saya lihat.
New Religion dan Falling Down dinyanyikan berturut turut dengan pengantar sedikit curhatan Simon tentang karir Duran Duran yang merangkak dari bawah, menuju puncak melebihi artis AFI, kemudian mengalamii penurunan, sampai mereka kembali berjaya.
Come Undone dinyanyikan selanjutnya dan mulai membuat penonton greget untuk bernyanyi bersama dengan penuh luapan emosi. Disusul dengan Union of the Snake dengan nunasa khas Duran Duran yang dilengkapi dengan The Reflex, A view To a Kill, dan Notorious. Di sesi inilah saya menikmati penampilan mereka dan penonton era-80an yang sudah tidak bisa menahan hasrat berdansa meskipun off beat dengan ritme musiknya. Apresiasi orang Indonesia memang luar biasa, dengan sound sytem yang kurang, mereka sangat mengapresiasi kehadiran Duran Duran. Mudah2an ini juga terjadi ketika mereka mengapresiasi musik dan musisi Indonesia…wek!!
Lagu yang ditunggu tunggu semua penonton akhirnya dihadirkan, Save A Prayer. Simon menyanyi dilengkapi gitar akustik. Mari menyanyi bersama sekeras mungkin dengan intronya menurut saya adalah salah satu intro yang mudeng sepanjang masa.
Nuansa Timbaland yang bekerja sama di album terakhir juga hadir. Skin Divers dan Tempted membuat suasana seperti klab klab dengan peneonton berjubel. Saya tetap bersemangat dengan usaha mereka !!
Simon kemudian bilang kalo Nick akan memotret penonton dengan kamera ponselnya, seketika sound effects blitz kamera terdengar sebagai penanda lagu Girls On Film. Selanjutnya Ordinary World dinyanyikan bersama sama seluruh Plenary, sampai wanita di depan saya yang sepanjang konser hanya sms-an mulaii bernyanyi. Berikutnya Sunrise dinyanyikan dengan efek lampu yang paling terang sepanjang konser serasa melihat vidoeklipnya. Lagu yang saya tunggu akhirnya dinyanyikan, Wild Boys. Saya mungkin bersemangat, tapi tidak seberapa dengan seorang penggemar fanatik-nampaknya yang memakai bandana dan celana icy blue jeans yang dimasukan ke dalam boots. Sepertinya dia sudah tidak bisa menahan emosi lagunya sampai memaknainya dengan berdiri di ujung pegangang tribun Plenary yang nampak seperti atraksi permainan nekat lompat dari tribun ke arah festival. Lagu ini menjadi terakhir sebelum mereka melakukan encore dengan Rio. Phuihhhhhh !!
Beruntungnya saya melihat konser Duran Duran di Jakarta 18 April 2008. Kesempatan melihat dan memantau peristiwa yang mungkin tidak saya dapatkan. Beberapa yang saya simpan adalah :
1. Pemain pendukung di konser ini adalah Ana Rose-Backing Vocal yang memakai baju dari kulit mengkilap, Simon Willescroft-saxophone, dan Dom Brown- electric guitars yang menunjukan bukti s pada kata guitar karena mengganti gitar setiap pergantian lagu. Total yang saya sempat liha dan perjhatikan, dia mengganti gitar sebanyak 9 kali.
2. Eva Celia Lesmana yang menonton bersama Sophia Latjuba mengikuti dan menyanyikan lagu lagu Duran Duran sambil berdiri selama konser. Sesekali dia duduk ketika Duran Duran menyanyikan lagu dari album terbarunya.
3. Penonton konser sangat menghibur dan berkesan menjadi tontonan selama konser. Saya berkesempatan melihat gaya off beat, bahkan ketika menikmati lagu beberapa orang melompat off beat dengan irama lagu, anomali di tengah penonton yang melompat on beat mengikuti Duran Duran.
4. Sebelum masuk Plenary saya dan jurnalis dibagikan Song List Duran Duran untuk konser malam itu. Jika anda kurang mengenal lagu-lagu Duran Duran kertas itu akan menjadi jebakan Vietkong ketika menjadi sumber tulisan di media massa. Untungnya di beberapa koran 9 April 2008 yang saya baca jurnalis nya tidak mencantumkan urutan lagu-lagu konsernya….cari aman mungkin. Tinggal saya menunggu tulisan di majalah yang akan terbit beberapa minggu ke depan.
Sehat & Sukses Terus
BZ