Februari 2008 merupakan awal tahun yang baik buat penyelengaraan konser musik di Indonesia, meskipun konser musik underground mengalami kejadian buruk pada . Underground Berkabung, itulah yang menjadi tema yang diangkat oleh sekelompok penggerak muda di Bandung . Berselang kejadian tersebut, Rolling Stone Indonesia mengeluarkan edisi khusu berjudul : Petaka Pentas Musik Indonesia . Sebuah saluran dokumentasi yang baik, asal jangan sampai petaka musik dijadikan isu alihan untuk isu penting saat ini seperti pengangguran, korupsi, kejahatan, loyonya penegakan hukum, dll
Selanjutnya Februari – Maret 2008 menjadi ajang konser musisi idola saya dan konser musik salah satu ajang eksis pergaulan tahun ini. Saya urutkan dalan penomoran.
1.Bjork.
Dalam tulisan ini saya coba buktikan bahawa saya adalah salah satu penggemar setia penyanyi ini. Perasaan membuncah ketika mendengar dia akan dating ke Jakarta . Saya hanya bisa memastikan diri saya untuk tetap positif dia jadi dating. Bjork adalah satu satunya konser musik yang berhasil membuat saya membeli tiket seharga Rp. 600.000.
Saya sudah menyaipakan mental, apapun yang terjadi saya harus bersyukur. Dia adalah penyanyi wanita yang membuat saya tidak merasa aneh diantara teman teman saat SMA dan Grunge menggila
Meskipun internet belum hadir saat album pertamanya, tapi saya berusaha mencari tahu informasinya melalui majalah majalah backdated yang dijual di Cikapundung. Hal itu dilakukan karena saya belum mampu membeli majlah import baru. Pada saat itu pun saya hanya membeli kasetnya yang tidak pernah lepas dari Radiotape Sony (Compo).
Tepat 12 Februari, Saya tak perlu banyak persiapan untuk menonton konsernya. Yang terpenting handuk kecil, karena saya merasa saya akan menangis bahagia ketika Bjork menyanyi di salah satu lagunya. Saya yakin itu, meskipun tidak tahu di lagu yang mana.
Saya berangkat tepat pukul 4 sore di tengah Jakarta yang diguyur hujan. Seperti dapat diduga, macet mulai terjadi di beberapa titik, teritama Semanggi- Senayan. Beruntung ditemani Mas Tedjo yang dating dari Bandung 2 hari sebelumnya. Alhasil saya sampai pukul 5 sore, padahal biasanya saya ahnya perlu 15 menit ke Senayan.
Meskipun sedikit kesal karena dipastikan saya tidak akan menjadi pengantri pertama, tapi tetap berusaha semangat . Saya berdiri diantara sekitar 15 orang pertama di antrian. Kemudian, salah seorang sahabat saya, Piere dating bergabung. Alhamdulillah. Tak perlu kesal menunggu untuk konser ibu dari Sindri ini. Saya habiskan dengan mengeker mereka yang menonton konser. Mulai dari dandanan gembel bersendal jepit yang adalah gaya yang saya pilih, gaya hippies, bohemia, ectrified, theme shirts, sampai ada seorang perempuan muda bernama Tatis memakai gaun angsa Bjork tiruan di pesta Oscar. Sangat tidak membuat bosan menunggu. Sampai akhirnya jam 6an kita dperbolehkan masuk Tennis Indoor. Saya berdiri dibelakang Tatis yang tepat berada dibelakang barikade, 2 meter dari posisi centre panggung. Gosip! Adalah obat ampuh sambil menunggu, saya, Mas Tedjo, dan Piere berdiskusi mulai dari identitas, ekspolarsi musik, eksistensi, sambil hunting yang nonton konser, tidak ketinggalan topic seputar mantan yang kebetulan dating juga.
Akhirnya konser dimulai pukul sekitar 20.50. Seperti apakah konsernya?
Dari beberapa review konser di media massa , akhirnya saya memilih tulisan di majalah Gadis. Menurut saya, tulisannya sangat sederhana meskipun terdapat beberapa kekurangan data, dan tidak berlebihan, juga dekat dengan saya sebagai pembaca yang adalah bukan pembaca Gadis sama sekali.
I love the Innocence ( this is dedicated for Yani Lauwoie )
Aksi Spektakuler Bjork
By: Yani Lauwoie
Gaya unik dan eksentrik penyanyi asal Islandia, Bjoek bukan Cuma ‘isapan jempol’ ! Di konser Bjork “ the Tour yang dipromotori oleh Java Musikindo di tennis Indoor Senayan, Jakarta pada 12 Februari lalu, Gadis membuktikannya sebndiri!
Adaaa saja penampilan dan aksi panggungnya yang bisa bikin orang tercengang dan berkata, “ kok, bisa, ya, dia kepikiran itu?”
Tour yang dipromotori oleh Java Musikindo di Tennis Indoor Senayan, Jakarta pada 12 Februari lalu, Gadis membuktikannya sendiri! Adaaa saja penampilan dan aksi panggungnya yang bisa bikin orang tercengang dan berkata, “ kok bisa ya, dia kepikiran itu?”
Full Bendera Memasuki ruangan konser, mata penonton langsung disuguhi tatanan panggung yang ramai. Yap ! Dibandingkan denagn tata panggung musisi mancanegara yang sudah pernah menggelar konsernya di Indonesia, tata panggung konser Bjork malam itu terlihat lebih special dan sengaja banget dihiasi secara lebih khusus ! Banyak atribut bendera berwarna warni dengan gambar hewan-hewan seperti ikan dan burung yang dipajang sebagai hiasan. Ada yang diletakan sebagai background dan ada yang menempel di semacam tiang bendera yang terletak di kiri-kanan panggung. Belum selesai mata penonton menikmati tata panggung yang lumayan ramai itu, lampu tiba-tiba meredup, tanda pertunjukan dimulai. Lagi lagi penonton tercengang dengan suara suara instrument yang sayup sayup terdengar dilanjutkan dengan iringan Wonder Brass yang terdiri dari pemain terompet, Tuba, Mellophone,, dan alat tiup lainnya. Uniknya lagi, selain memakai kostum warna-warni dengan warna kuning sebagai warna dominan, para pemain intsrumen brass yang berada di kanan panggung, mengenakan bendera yang menempel di belakang tubuh mereka, lho. Benar-benar penuh bendera, deh !
Pelit Basa-basi
Bjork menyusul masuk ke panggung dan langsung bergerak gerak dengan lincah mengikuti irama musik. Tanpa basa-basi, Bjork menyanyikan Earth Intruders yang langsung disambung oleh Hunter. Di akhir lagu, kejutan datang lagi saat tiba tiba saja Bjork dari tangannya dikeluarkan properti panggungnya yang terbuat dari tali panjang. Mengikuti aliran musik yang ‘mistis’, Bjork seperti siap menyihir semua penonton dengan aktingnya ini. Abis, gaya membuka telapak tangannya itu kayak gaya penyihir yangs edang mengucapkan mantra, soh !! Wuzzz…. Atraksi tak terduga seperti, memang salah satu yang bsia diharapkan dari tiap performance-nya. Lepas dari atraksi tali, Bjork melanjutkan dengan single Unravel, All Is Full Love, dan Joga. Sampai lagu keenamnya, nggak ada kata kata yang keluar dari bibir Bjork. Cuma kata, Thank you, yang diucapkannya dengan logat Inggris yang aneh. Meskpun begitu, penonton tetap terlihat antusias dan selalu memberikan applause tiap kali Bjork selesai menyanyikan lagu. Malam itu, entah penggemar setia Bjork atau bukan, memang jadi seperti ahli musik eksperimen yang ditawarkan cewek yang pernah datang ke Aceh ini. Semuanya sibuk bertepuk tangan setelah Bjork sukses menyanyikan lagu-lagu hitsnya dari album sebelumnya. Lighting Keren Pelit basa-basi bukan berarti minim atraksi. Selain atraksi tali, atraksi lighting adalah salah satu yang menambah nilai plus konser ini. Misalnya saja, saat menyanyikan Joga, di tengah lagu, perhatian penonton langsung terfokus pada permainan lagu berwarna laser hijau yang menyorot langsung ke arah depan panggung. Begitu juga saat menyanyikan Hyperballad dan Pluto, permainan lampu ini berhasil bikin penonton nggak tahan untuk memberikan applause. Seperti sudah hapal di luar kepala sama script tata lampunya, Bjork sukses melakukan gerakan mengangkat tangan sesuai dengan waktu lampu laser hijau menyala. Pokoknya, seperti melihat pertunjukan drama. Di lagu Desired Constellation, panggung meredup dan terlihatlah cahaya yang bersumber dari kening Bjork dan Wonder Brass. Rupanya mereka semua memakai semacam ikat kepala yang bisa menyala dalam setiap gelap alias glow in the dark. Ditambah lagi, aksi salah seorang personil bandnya. (Bjork menyebutnya sebagai music director) dengan alat terbarunya. Alat yang terlihat sangat digitalized ini bukan hanya bisa menghasilkan suara paling canggih di zaman ini, tapi juga jadi hiburan menarik dengan gambar semacam grafik dan aliran listrik yang bisa juga dilihat di big screen. Jelas banget kan , kalau aksi panggung penyanyi kelahiran 21 November 1965 ini benar benar dipersiapkan dengan matang.
Pakai Trik Lama Juga
Puas menyuguhkan berbagai atraksi dan menyanyikan nggak kurang dari 16 buah lagu, Bjork ternyata masih tertarik juga melakukan trik lama para musisi, yaitu melakukan encore; menghilang ke balik panggung, seolah olah konser sudah selesai. Tapi, penonton yang rupanya sudah hapal banget dengan trik tersebut, tetap diam di tempat dan berteriak teriak we want more berkali kali.
Bjork beserta Wonder Brass dan band nya yang berjumlah 15 orang akhirnya kembali ke atas panggung. “ Thank you, I’m sorry, I don’t speak your language and you don’t speak our either. Your country is beautiful. Thank you”, ucap Bjork yang akhirnya ngomong juga. Setelah itu, dia pun memperkenalkan band dan Wonder Brass-nya seusai perkenalan, Bjork kembali melantunkan dua buah lagu, yaitu Anchor Song dan Declare Independence .Di lagu terakhir ini, para personil Wonder Brass melepas bendera yang tadinya menempel di belakang tubuhnya dan mengacung-acungkan bendera tersebut saat Bjork melantunkan bait .” Raise your flag! Raise your flag!” Lagu yang diambil dari album terbarunya, Volta , menjadi lagu penutup konser malam itu. Kualitas vkal, performance dan atraksi yang tak terduga membuktikan kalau Bjork benar-benar penyanyi kualitas internasional. Spektakuler abis!.
Ada beberapa kekurangan data yang saya harus tambahakan
Nama instrumen elektronik yang dipakai MarK Bell sebagai music director adalah : The reacTable is an electro-acoustic music instrument with a tabletop Tangible User Interface that has been developed within the Music Technology Group at the Universitat Pompeu Fabra in Barcelona, Spain by Sergi Jordà, Marcos Alonso, Martin Kaltenbrunner and Günter Geiger ( wikipedia.org)
When Bjork did the encore then said “ Thank you, I’m sorry, I don’t speak your language and you don’t speak our either. Your country is beautiful. Thank you”
Seharusnya “ Thank you, I’m sorry, I don’t speak your language and you could speak our language. Your country is beautiful. Thank you”
Bjork berkata seperti itu karena seorang penonton wanita terus berteriak I Love you dalam bahasa Islandia dan sambil mengangkat kertas bertuliskan Ég elska Þig
Saya menangis!! Tepat di lagu Declare Independence . Saya tidak menyangka lagu yang videoklip nya dibuat oleh sutradara langganan Bjork, Stephen Gondry, membawa vibe yang begitu besar. Apa yang membuat Bjork bisa begitu bergairah menyanyikan lagu ini. Seperti terdapat sebuah kekhawatiran dan perhatian yang besar untuk tetap menjaga siapa kita sebenarnya, jangan pernah dijajah! Saat lagu ini juga, Tatis dkk mengeluarkan bendera Merah Putih. There’re the real Bjork fans. Saya hanya bisa menangis tersenyum melihat dan merasakan kejadian yang belum tentu saya dapatkan.
Seperti liriknya yang berkata :
Raise your flag! Declare independence! Don't let them do that to you! Declare independence! Don't let them do that to you! Damn colonists Ignore their patronizing Tear off their blindfolds Open their eyes
Controversy (wikipedia.org)
Björk has used live performances of "Declare Independence" to declare political support for various causes, often to some controversy. At two concerts in Toyko, Japan she showed her support for Kosovo's declaration of independence. This was negatively reported in the press in Serbia, resulting in the cancellation of her then upcoming performance at the 2008 Serbian EXIT Festival. Björk later released a statement through Icelandic newspaper Morgunblaðið, saying that "Maybe a Serb attended my concert [in Tokyo] and called home, and therefore the concert in Novi Sad was cancelled.
On March 3, 2008 the organiser behind the EXIT Festival released a press statement saying that Björk's cancellation from the festival was not because of her song dedication to Kosovo per se, but their inability to guarantee security for festivalgoers.[On March 4, 2008 Björk's management released a statement to NME stating that EXIT Festival were misleading in saying that Björk's support of Kosovo was not behind their concert cancellation, stating that they had emailed Björk's management saying that "We hope Björk does not relate to Kosovo on other concerts here in Europe, nor in her interviews, because if she does we need to cancel the concert".The statement also showed that EXIT Festival would only allow the concert to go ahead if Björk's management "denied that Björk has ever done this".
At a concert in Shanghai, China on March 2, 2008 Björk shouted "Tibet, Tibet!" three times followed by "Raise your flag!" during the finale performance of "Declare Independence". Björk's comments were not initially reported in the state-controlled media, but online sites such as Tianya fielded many negative comments on her statementThe story was subsequently picked up by international news wires.[27] There was reportedly no booing after her statement but there was an 'uneasy atmosphere' and fans left the venue quickly. A spokesperson for Emma Entertainment (the leading ticketing company in China) pleaded ignorance of Björk's actions and refused further comment.Sanctions are likely to be imposed on the organisers by the state censorship body, and it remains unlikely that Björk will be able to visit China again in the near future.A spokesperson for the Free Tibet Movement said the group was delighted by Björk's remarks, contrasting them with Gordon Brown and David Miliband's "shameful" decision not to raise the issue publicly on their recent visits to Beijing. Björk performed at the Tibetan Freedom Concert in 1996 and 1997. On March 4, 2008 Björk released an official statement on her website regarding the two incidents.The website is now blocked in China. Björk's dedicating of "Declare Independence" to the Faroe Islands caused some minor controversy in the country.During the Australian leg of her tour, as part of the 2008 Big Day Out, the song was dedicated to the Aboriginal People of Australia.
Takk fyrir
BZ