Minggu, 13 Juli 2008

Waktu Mengulang Se(patu)suatu

Salah satu barang wajib di era 90an adalah Sepatu Dr Martens Originals.

Sayang sekali saya adalah orang yang belum bisa punya waktu itu. Harga sepatu yang salah satunya dipopulerkan serial Beverly Hills 90210 sekitar 300ribuan, belinya di BIP 2.

Malu rasanya cenderung minder kalo datang ke bazaar SMA gak pake sepatu yang lubangnya ada beberapa macam yaitu : 3, 8, dan 14, juga ada yang 20.

Lebih parah lagi kalo ke acara Hullabaloo gak pake sepatu ini, kurang memaknai perhelatan nampaknya.
Karena trend selalu berulang, dipastikan sepatu ini akan kembali.





Tahun ini refreshment pabrikasii sepatu ini memakai kampanye iklan dengan bintangnya adalah Daisy Lowe, anak Gavin Rosdale & Pearl Lowe.

Tanda-tanda kesuksesan kembali sepatu ini kemungkinan karena jejaring pertemanan Daisy Lowe dengan London It Girl Agyness Deyn, yang oleh sebagian orang Indonesia yang sok ke Inggris2an sebagai “Overatted Model”
.


Tidak dulu tidak sekarang, saya tetap tidak memaksakan untuk memiliki sepatu ini, yang lebih saya ingin miliki adalah cd single dari Five O'Clock Heroes feat. Agyness Deyn.
Lihat http://youtube.com/watch?v=dWvw6ZpK1j4

PS: Didedikasikan untuk Tike P yang memiliki kesan dengan saudara jauh Dr.Martens yaitu Dr.Moccs produksi Bandung tea

Memanfaatkan Sisa Waktu


Dengan kegiatan saya yang tidak sibuk, saya banyak membuang waktu dengan berpikir sendiri, menikmati peristiwa-peristiwa dalam lamunan. Terbuang sia-sia !!


Setelah itu ketika saya harus mulai mengerjakan tugas-tugas saya diluar kerjaan rutin, saya tidak memiliki computer. Ide sudah ada, tapi saya harus menuliskan di kertas, kemudian entah kapan baru ditik di computer.

Di saat yang bersamaan saya harus menyelesaikan beberapa tulisan untuk sebuah buku dan proposal penelitian. Keduanya adalah tulisan yang sangat berbeda. Dibayangkan seperti surga dan neraka, namun keduanya adalah hal yang kom

plementer.


Keduanya harus saya selesaikan akhir Juli 2008. Seperti Anyer dan Jakarta, juga seperti percaya tidak percaya saya harus memenuhinya. Bagaimana saya harus menghargai waktu yang ada dan memanfaatkannya dengan baik…masih bingung saya mengatur dan menjalankannya.

Saya hanya akan tertegun, menikmati jam yang terus bergerak. Apalagi jam yang saya lihat adalah jam jenis ini :


A Lange & Söhne jam yang asalnya dari Jerman ini didirikan sejak 1845.

http://www.lange-soehne.com


Insya Allah tercapai bisa punya jam diatas, tapi untuk saat ini saya harus banyak malu ketika saya membaca profil Kahar Tjandra di majalah SWA. Beliau adalah pemilik Betadine dan 19 perusahaan lainnya.


Bapak yang berusia 79 tahun ini meyebutkan dalam wawancaranya bahwa dia tidak pernah membeli baju, apalagi sepatu atau jam tangan. Segala yang dipakainya adalah pembelian isteri dan anak-anaknya. Dia selalu memakai sesuatu sampai rusak, tidak heran kalau kemeja yang dipakai pun sampai robek.

Jam yang dia pakai adalah jam A. Lange & Söhne yang tidak dia beli tapi anaknya yang membelikan.


Memang Pak Kahar Tjandra sudah pas memakai jam ini, kalau saya yang pakai pasti orang memastikan saya pelanggan di Mangga Dua.

(Motor) Mengejar Waktu

Minggu lalu motor saya kena tenggat waktu, saya mengurusi STNK nya sekalian. Prosedur yang harus dijalani sebagai pengendara motor yang sedikit baik dan tidak ugalugalan.

Sebuah pelepasan, menghabiskan waktu sambil berkeliling kota dengan berjalan kaki, atau mengendari motor sampai naik bis-meskipun saya tidak tergabung di komunitas “Bis Manis” :bismania.wordpress.com. Hanya saja lalu lintas di Jakarta dan Bandung sangat kurang bersahabat. Stereotipe motor & bis sebagai pengacau jalan sulit dihapus. Saya sendiri juga sering ngamuk ketika naik motor menyaksikan motor-motor yang beratraksi tapi nanggung di jalan.

Motor sudah menjadi bagain hidup saya. Bapak seorang pembalap motor, cerita kaki patah, tulang remuk, engsel copot menjadi dongeng kecil. Setiap hari saya menaiki motor (dibonceng) mulai dari Honda 69 “Biji Nangka” (karena tangki bensinnya mirip biji nangka), Vespa 77 90cc, dan Honda Binter, tapi saya baru diperbolehkan naik motor kelas 2 SMA dengan motor Honda Astrea dan sampai sekarang Vespa Corsa.

Motor praktis diurus, meskipun untuk Vespa perlu kasih saying lebih.. Sekarang, motor membantu saya mengejar waktu ketika kesiangan atau sedang terburu-buru. Mungkin karena saking terburu-buru. Begitu juga dengan warga Jakarta yang lain, saking buru-buru, di minggu yang sama saya ditabrak motor dari arah belakang, ketika saya berjalan kaki sambil merokok. Brukk…dan seperti dapat diduga, penabrak nya lari saja. Tidak seperti biasanya saya jalan di bagian kanan jalan, ketika berjalan di kiri jalan akibatnya lengan kanan saya sedikit memar.

Ya begitulah kelakukan sebagian banyak pengendara motor di Jakarta. Memang pantas dihina, dicaci dan dikutuk untuk mereka yang berkelakukan seperti itu. Saya sudah terbiasa mendengarkan “ungkapan binatang sayang” teman-teman yang memiliki mobil ketika berkendara.

Salah satuyang ikut berpartisipasi adalah Ojeg. Bagi sebagian orang, mereka adalah penyelamat, teramsuk saya, ketika motor saya mogok ataus edang malas naek motor dan terburu-buru. Ada beberapa hal yang saya hindari ketika memilih naik ojeg, yaitu:

1.Tukang ojeg pilih muka tua, tapi bukan kakek-kakek. Mereka yang masih tampang abg cenderung ugal-ugalan. Sebaliknya kalau tua, ya kecepatan motornya berkisar 30km/jam. Ngapain juga naik ojek kalau lama.

2.Siapkan topi atau beanie karena akan sangat malas ketika disuruh pake helm tukang ojek yang dipenuhi jamur tinggak tinggi yang menyebarkan spora gatal-gatal dan penyakit kulit, selain itu dipastikan mengandung berbagai macam serangga kecil yang akan menggerayangi kepala.

3.Siapkan barang yang wangi2, apapaun itu sebagai pertolongan pertama pada keadaan bau. Sering nya bau matahari dari rukang ojek bersemilir terkena angin. Daripada repot kalau bau nya bercampur bau badan!!....wek

4.Mencoba menanggapi jika tukang ojek ngajak ngobrol. Siapa tahu dibalik itu semua terbentang jejaring yang luas.

Jenis motor tukang ojeg yang paling favorit adal

ah Honda RX King, mantap ditunggangi!! Meskipun motor ini sering dipakai jambret bermotor.Apa rasanya ya kalau naek ojeg yang jenis motornya biasa dipakai kaum pemilik modal atau selebriti yang meluangkan naek motor di akhir pekan…?

Mungkin biasa saja, tapi ya sedikit gaya lah kalau naek ojeg Ningrat Limo Bike (NL). Ojeg ini ditujukan untuk eksekutif yang memerlukan mobilitas jarak dekat dengan pilihan Piaggio Granturismo dan Piaggio Fly.Tapi,NL tidak pandang bulu, semua penumpang akan mendapat layanan sama. Helm yang digunakan berkualitas tinggi. Untuk menjaga kebersihan helm, setiap penumpang wajib memakai penutup kepala sekali pakai. NL juga menyediakan jaket pelindung dan penutup bagian bawah. Bagi yang membawa barang bawaan, tersedia bagasi di kendaraan bagian belakang.


Jika diperlukan, menghemat waktu dengan naek ojeg ini, tapi tidak mengehemat uang transport.

Tenggat Waktu

(warga) [OOT] Semilidetik Untuk Meraih Emas

Wednesday,July 9, 2008 7:22 PM

From: "malwa" malwa03@kepribadian-malwa.com

Add sender to Contacts To: warga@yahoogroups.com


[OOT] Semilidetik Untuk Meraih Emas


Rekans, Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat yaa..

Semilidetik Untuk Meraih Emas

Jika setiap pagi bank memberi anda pinjaman uang sebesar Rp. 86.400,- bebas untuk digunakan hanya pada hari itu saja, apa yang anda lakukan? Pastinya anda akan memanfaatkan uang itu sebaik-baiknya sebelum hari itu berakhir. Daripada hangus begitu saja, ya kan?

Kita semua memiliki bank seperti itu, namanya WAKTU. Setiap pagi, ia akan memberi anda pinjaman 86.400 detik yang akan hangus jika tidak digunakan pada hari itu juga. Tidak ada waktu tambahan dan tidak ada juga “uang muka” untuk pinjaman esok harinya. Jadi, gunakan waktu anda sebaik-baiknya dan mulailah bertindak sekarang juga.


Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN,

tanyakan pada murid yang tidak naik kelas.


Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN,

tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur


Agar tahu pentingnya waktu SEHARI,

tanyakan pada tukang bakso yang tidak bisa jualan hari ini.


Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT,

tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang


Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK,

tanyakan pada peraih medali perak cabang renang di Olimpiade


Tetap SEMANGAT!

Rosa S Rustam



Email diatas adalah salah satu email yang saya baca di pagi hari, disaat beberapa kejadian berkaitan erat dengan masalah waktu. Mulai dari eksekusi terpidana hukuman mati, STNK motor saya yang habis masa berlakunya, sampai kepada tenggat waktu pembayaran kartu kredit, proposal penelitian, kerjasama media untuk sebuah event, proposal buku!!


Waktu untuk (Mereka) terpidana mati !!

Awal minggu ini di koran, elektronik, dan tv berita rencana eksekusi mati tiga terpidana mati buat saya lebih menarik diikuti daripada perhelatan PON di Samarinda. Mereka adalah Sumiarsih dan putranya Sugeng yang membunuh keluarga Letkol(Mar) Purwantio di surabaya tahun 1988 dan dukun yang terkenal meskipun tidak berkecimpung di dunia digital adalah Dukun AS yang membunuh 4 perempuan di Medan.


Jumat pagi saya mendapatkan berita Dukun AS sudah ditembak mati pada Kamis malam Setelah diotopsi jenazah kemudian di salatkan di musala rumah sakit. Setelah itu jenazah dukun AS dibawa dengan sebuah mobil ambulans ke kampung halamannya di Dusun Lima Belas, Desa Sungai Semayang, Sunggal Deli Sedang.


Dia divonis hukuman mati di Pengadilan Negeri Deli Serdang pada April 1997.

Selama menghabiskan waktu di penjara sampai Jumat Kamis 10 Juli 2008, dipastikan Dukun As bertobat. Setiap waktu pasti berharga untuk menabung kebaikan apapaun itu peruntukannya.


Ditempat berbeda, diwaktu yang sama saya menghabiskan waktu untuk apa ya?

Padahal saya juga tidak bisa menolak maut dan menyusul Dukun AS !!


Ketika maut sudah tinggal menunggu waktu buat Sumiati dan anaknya Sugeng, mereka masih meminta eksekusi mereka ditunda dan bahkan dibatalkan, karena menurut Sumiati mau hanya kuasa Allah.

Sumiati dan putranya Sugeng telah menjalani hukuman selama 20 tahun sejak divonis Pengadilan Negeri Surabaya, karena telah terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap satu keluarga di Jalan Dukuh Kupang Timur 24 Surabaya tahun 1988.


sumber:

www.liputan6.com

www.okezone.com

Warta Kota

Indo Pos