Jumat, 07 November 2008

DAMPAK

Mengingat pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan kuliah hanya mendapat kategori nilai cukup, salah satu dari tidak banyak hal yang saya hapal di luar kepala adalah makna kata dampak tidak selalu mengacu pada hal negatif. Penggunaan kata dampak negatif lebih sering dibandingkan dampak positif menurut penglihat saya yang terbatas.

Dampak Krisis Global

Sedikit aneh ketika harga minyak mentah turun, Presiden SBY dan para Mentri saya yakini saat ini sedang berkurang kuantitas jam tidurnya. Itu karena apa yang saat ini sedang terjadi dalam perekonomian dunia. Masih beruntung jika dibandingkan dengan para pialang saham yang mungkin kuantitas jam tidurnya nol atau bahkan tidur selamanya. Pasca Lebaran, berita utama mudik mendapat pesaing utamanya, Krisis Global.

Saya tidak mau ketinggalan ketika saat dunia dijuluki “ World is Flat”, saya berusaha di awal2 Oktober untuk mengumpulkan data yang bisa membuat saya mengerti sebetulnya apa yang sedang terjadi. Itulah saya, I don’t do numbers !!
Beberapa istilah yang menarik adalah Subprime Mortgage , Bubble, dan Hot Money, Menurut saya ketiga istilah tersebut sama “sesuatu” nya dengan Rag & Bone, Nylon, dan Hot Chip.

Mulai dari 10 arahan Presiden SBY, anjuran Mentri Ekonomi, Gubernur BI dan lain sebagianya, semuanya berupaya menngendalikan krisis ekonomi yang ada. Ulasan berita dan tulisan di emdia cetak tidak mampu membuat saya mengerti sebenarnya apa yang sedang terjadi. Ditambah rasa penasaran ketika di kantor saya mendapat pengarahan dari Board of Directors untuk bersiap siap dengan krisis yang ada sampai setahun ke depan. Salah satu persiapannya adalah tidak akan ada kenaikan gaji dan efesiensi energi diberlakukan…nasip!!

Buat saya untuk hal diatas televisi menjadi sumber pengetahuan yang dasar. Saluran televisi berita semuanya membahas hal yang sama. Tapi yang saya mampu membuat saya mengerti adalah Global TV, CNBC, dan Al Jazeera. Ketiganya mampu menterjemahkan bahasa tulisan tajuk utama di koran-koran ke dalam bentuk ilustrasi gambar dan tulisan, menarik mata lah.

Dimulai dari Subprime Mortagage di terjemahkan dengan kondisi perekonomian yang dikuasai kebohongan kapitalis. Awalnya AS maju sebagai Negara kapitalis yang produktif dengan segala kegiatannya. Keuntungan didapatkan As dari hasil penjualan produk dan teknologi. Tapi saat ini AS dikuasai kapitalis spekulatif melalui peredaran kertas berharga dalam jangka panjang. Ketika peredaran kertas berharga ini disalahgunakan dan bodong nampaknya kertas berharga ini berputar dengan derasnya padahal tidak bernilai karena peredaran uang yang nyata tidak ada.Kondisi ini diebut Bubble

Penjelasan diatas cukup sederhana buat saya untuk bisa tetap terlihat faseh ketika diajak ngobrol tentang apa yang terjadi selain topik Miley Cyrus, kacamata dan rencana konser Manic Street Preachers. Untuk mencegah ini saat ini diupayakan bantuan dana likuidasi dikucurkan, untuk membantu peredaran uang tetap ada dan investasi jangka pendek (hot money). AS berharap cemas China menjadi penolong dalam memberikan likuidasi yang besar. Emang paling bener Chinese paling jago ngurus duit!!

Hal ini mengaitkan saya pada Nini-Aki dan Bapak saya yang kurang percaya dengan bank juga sangat percaya dengan kelihaian Chinese soal uang. Mereka lebih senang dan merasa aman melihat uang nyata. Saya pernah mengajak mereka berinvestasi surat berharga, mereka tetap menjadikan tempat tidur sebagai salah satu tempat menyimpan uang.

Dari sekian banyak cara untuk menghadapi permasalahan yang ada, kembali pemerintah menggarisbawahi plus menititikberatkan “Pakailah Ploduk Ploduk Dalam Negeri” . Mungkin saya bisa membantu mengingatkan kembali pasangan ideal himbauan diatas yaitu “Cinta Rupiah by Cindy Cenora"

Dampak Surat Pembaca

Menghabiskan waktu kerja dengan memonitor media menjadi “sesuatu” yang selalu membuat saya semangat dan penasaran. Salah satu yang harus dibaca adalah rubric Surat Pembaca di koran dan majalah. Sangat berbeda diantara kedua media tersebut, Koran lebih didominasi oleh keluhan dan makian, sedangkan majalah lebih banyak diisi pujian yang membahagiakan redaksi yang kemudian memberikan berbagai bingkisan menarik.

Berbeda keadaannya ketika saya membaca rubrik surat pembaca di Teen Vogue edisi Oktober. Dua surat pembaca menunjukan kekecewaannya terhadap majalah yang sedang giat mempopulerkan industi kreatif dan budaya Asia ketika memilih Vanessa Hudgens sebagai cover edisi September. Diantaranya mengungkapkan si artis dianggap tidak pantas karena karir dan reputasinya yang terkenal karena santapan gossip, kemudian mempermasalahkan tidak pantas si artis dijadikan contoh untuk digugu dan ditiru.
Begitulah keterbukaan bagi industri media di AS, saya pikir Teen Vogue tidak akan merasa malu telah mendapat respons demikian dan memperlihatkan komentar pembacanya.

Dampak Penuaan

Setelah lebih dari 10 bulan saya tidak bertemu dan berkumpul dalam kualitas waktu yang baik dengan sahabat gila semasa kuliah dan memasuki awal dunia kerja, satu orang sahabat merencanakan ide berkumpul . Papa Yongki, sebutannya! mengajak saya, Mba Noni, Toni, dan Kakang Rian berkumpul. Ide ini muncul ketika istrinya sudah bisa bekerja kembali di Jakarta setelah melahirkan Justin. Perubahan status menjadi Papa itulah yang membuat Papa Yongki memiliki jam biologis bergaul dan berkumpul mengalami perubahan, alhasil sulit menemui waktu untuk kumpul-kumpul. Sudah terbiasa yang siap berkumpul hanya tinggal saya, sedangkan saya sudah beberapa kali bertemu Papa Yongki. Akhirnya rencana batal karena beberapa alasan, Mba Noni tiba-tiba harus interview narasumber untuk artikel di majalah Esquire, Toni meeting, Kakang Rian tiba-tiba sibuk karena TPI yang Makain Indonesia tempat dia bekerja sangat laris menadaptkan iklan.

Itulah salah satu dari salah banyak kejadian rencana kumpul-kumpul tidak pernah terwujud!! Alasannya segudang, tapi yang buat saya paling yakin adalah karena saya menua, begitu pun dengan teman-teman saya. Bukti saya tua dengan mudah dilihat di KTP, tapi beberapa kejadian semakin meyakinkan pernytaan diatas

Bukti I
Memasuki semester pertama, saya beraktivitas rutin. Bangun jam 5, berangkat kantor jam 7.30, masuk kantor jam 9, pulang jam 6, sampai rumah jam 8. Siklus yang mulai saya nikmati teramasuk kebosanannya. Diajak ngopi-ngopi sepulang kantor sudah tidak saya jalani. Seringnya mulai ngantuk jam 9an. Jadi ngbrol pun tak konsen. Jam 8 seperti biasa nonton Hannah Montana, National Geo, Discovery Travel& Living, sesekali disela iklan saya menonton sinetron SCTV.
Nonton bisokop sudah banyak dilewatkan, terakhir saya nonton Laskar Pelangi sambil ngantuk-ngantuk. Beruntung filmnya indah jadi cukup menahan mata untuk terbelalak sayu. Jangan Tanya saya soal film Box Office.

Bukti II
Hiburan berikutnya yang menemani saya yang cepat ngantuk ini adalah MTV 80’s 90’s dan Friends back2back yang diputar setiap malam. Bernyanyi sendiri bersama Starship, Phil Oakey, Chaka Kan, De Barge, Toad The Wet Sprocket, Gin Blossoms, James, Manic Street Preachers menjadi pelengkap keyakinan saya sudah lebih dari dua dekade tumbuh bersama mereka.
Weys..........untuk berusaha tetap sadar bahwa saya harus terus mengikuti tren yang masih dibuat orang Barat, saya melirik Sindentosca, Amazing In Bed meskipun hanya cukup bukan amazing, Katie Perry, Adele, The Gossips, Tokio Hotel, sekalian kepincut Kanye West- Love Lockdown remix by LMFAO.

Bukti III

Saya jadi ingat ketika Ibu saya bercerita bagaimana hip nya di tahun 70an ketika jaket jeans dan celana cutbray menjadi pakaian wajib yang kemudian terulang di tahun 90an. Begitu pun dengan apa yang terjadi dengan saya saat ini, bagaimana saya mengingat betul hip nya kemeja flannel, serial Beverly Hills, dan Melrose Place (in progress) yang saat ini kembali terulang. The New Classic !!

Bukti IV

Adik saya yang seumur Ulfah istri Sex Pyujifil ituh sudah memiliki dunia sendiri dengan segala drama teenlit nya. Sedangkan adik laki-laki paling kecil sama umurnya dengan anak sahabat saya.

Sudah cukup daftar bukti yang disebutkan, tapi yang terpenting saya berusaha menikmati!! Meskipun bukti sukses yang dikonstruksi banyak orang sehingga harus diaraih oleh mereka yang setua saya, pada kenyataannya masih banyak yang saya tidak miliki, tapi saya pun membela diri dengan bukti sukses yang saya konstruksi sendiri


Pertanyaan yang sering diajukan, sekaligus penggiring pembuktian kesuksesan

Pertanyaan 1: Kerja dimana, manager apa ? Minta kartu namanya ?
Jawaban 1: Kalo ngantor masih jadi pembantu, kalo usaha sendiri hanya memenuhi passion. Kartu nama abis!!

Pertanyaan 2: Datang sama siapa ?
Jawaban 2: Sendiri….
Pertanyaan susulan :…..krik…krik…krik…

Pertanyaaan 3: pake Mobil ?
Jawaban 3: Oh engga, pake motor / ojeg / metro mini / busway.


Pertanyaan 4: Pake dong BB?
Jawaban 4: NGage Classic nya masih jalan(meskipun saat ini sering ngadat)

Pertanyaan yang akan saya ajukan pada diri saya sendiri sebagai penggiring pembuktian kesuksesan

Pertanyaan 1: Sudah bahagiakah orang tua saya dengan keadaan saya?
Jawaban 1: (dengan sangat yakin ) Iyes iyes iyes

Pertanyaan 2: Adakah sahabat sejati yang menerima dalam keadaan apapaun?
Jawaban 2 : Ada dan tidak banyak,tapi mereka akan tersenyum ketika membaca tulisan ini

Pertanyaan 3 : Sudahkah anda membuat orang lain memperhatikan anda?
Jawbana 3: Mungkin, tapi yang sudah membuat orang lain mendengarkan dan mengikuti apayang saya sampaikan .

Pertanyaan 4: Sudah terwujudkan cita-cita saya?
Jawaban 4: Alhamdulillah sudah sebagian banyak, setiap hari bangun, tertawa, sedih, hidup dan semuanya bukan soal uang dan bukan soal ketakutan yang ditimbulkan konsultan finasial.

Kalo sudah tua memang senangnya mengkliping kejadian masa lalu yang akan terus dibawa, tapi biar lebih indah klipingnya selalu harus ada sentuhan kekinian dan sedikit coretan.