Rabu, 28 Januari 2009

Buncit tapi Keren :Manic Street Preachers -Singapore Nov 2008

Keputusan nekat dengan sedikit perhitungan saya ambil ketika nilai ukar rupiah menurun adalah menonton Manic Street Preachers di Singapore. Untuk memenuhinya, saya merancang perjalanan lewat Batam, menginap di apartemen teman, dan makan sederhana plus extra mie instan yang saya bawa khusus dari Jakarta. Tidak aneh, karena disemangati oleh kehadiran band yang segera akan merilis album ke sembilan dan video dokumenter ‘No Manifesto’.

Band yang lahir tahun 1986 untuk pertama kalinya menggelar konser di Singapore 24 November 2008. Saya meyakini bahwa penggemar penggemar dari Indonesia akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menyaksikan band yang memiliki semangat working class karena latar belakang ekonomi.

Fort Canning Park dipilih sebagai tempat konser sudah saya datangi jam 5 sore. Ternyata antrian penonton untuk masuk sudah terbentuk, saya menjadi orang ke duabelas. Pukul enam sore pintu masuk dibuka dan semua orang bergegas menghampiri merchandise booth. Setelah saya membayar satu buah kaos, saya langsung menuju pagar pembatas panggung terdepan. Sambil menunggu saya duduk bersandar pada pagar dan ngobrol dengan penononton disebelah kiri dan kanan saya yang juga datang dari Jakarta.

Konser dimulai pada jam 8 dengan band pembuka Vertical Rush dari Singapore.Setelah selesai band pembuka, kru panggung mulai menyiapkan berbagai peralatan panggung dan tata lampu untuk Manic Stret Preachers, dan tidak ketinggalan stand mic lengkap dengan selendang bulu-bulu yang menjadi salah satu signature accessories Nicky Wire, pembetot bas.

Sambil menunggu persiapan, penonton dihibur oleh mc yang melempar beberapa CD Send Away The Tigers lengkap dengan tanda tangan personil Manic Street Preachers. Meskipun saya tidak dapat CD nya, tapi saya tetap terhibur karena Motorcycle Emptiness menjadi lagu pembuka. Disusul Found That Soul, La Tristesse Durera ( Scream to a Sigh), dan Faster. Empat lagu dengan tempo cepat berhasil membuat penonton berteriak. Begitu pun dengan James Dean Bradfield dengan vokal prima berkomentar salut pada penonton yang langsung panas dalam arti denotasi dan konotasi. Meskipun badanya menggempal dan sedikit buncit, 2 hal itu tidak berpengaruh dengan kualitas vokalnya, sedangkan Sean Moore tetap menjaga ketukan drum dengan tepat. Eyeliner, glitters, dan gold sneakers menambah lengkap permainan bas Nicky Wire.

sumber foto : satriaramadhan.multiply.com/photos/album/137#5

Intro lagu You Stole The Sun From Heart dimainkan, sekelibat saya bernyanyi kecil lagu favorit saya, Teman Tapi Mesra. Mirip bukan berarti meniru, saya pikir lagunya bisa diremix MSP vs Maia!! eVerything Must Go, lagu yang dijadikan judul album keempat dan menjadi album favorit saya dinyanyikan. Ocean Spray dan The Masses Against The Classes dinyanyikan berikutnya dengan sentuhan efek lampu backlight yang menyilaukan. Sampai dengan lagu ke delapan penonton sebelah saya masih memotret dari lagu pertama. Saya berkomentar, “ wah tidak perlu motret, nanti tinggal tag dari Satria Ramadhan”. Saya nikmati saja konsernya .

sumber foto :satriaramadhan.multiply.com/photos/album/137#35

Sang vokalis yang juga mengeluarkan album solo, James Dean mengganti gitar listriknya dengan gitar akustik, kemudian membawakan lagu Penny royal Tea yang aslinya adalah lagu Nirvana. Kevin Carter menjadi lagu berikutnya sekaligus lagu ke dua yang menggunakan nama orang. Antusias penonton terus berlanjut ketika A Design For Life dibawakan. Lagu yang membuat Manic Street Preachers semakin harum namanya di Indonesia, ketika Brit Pop merajai panggung-panggung di Dago Tea House, GOR Saparua, dan Poster Cafe.

Gitar akustik kembali dipilih vokalis untuk menyanyikan Small Black Flowers That Grow in the Sky dan The Everlasting. Inilah sesi dimana saya bisa melihat Nicky Wire tersenyum terus sambil melihat penonton yang tetap semangat.

Your Alone Alone Is Not Enough dinaynyikan tanpa Nina Persson, kemudian lagu berikutnya masih dari album dengan judul yang sama Send Away The Tigers dibawakan. Umbrella dinyanyikan dengan range vocal yang pasti mengalahkan Rihanna dan sepertinya menjadi gulty pleasure penonton yang mayoritas pecinta rock tapi tetap hapal liriknya.

1985, lagu dengan lirik politis di Inggris dan gambaran pengalaman pribadi setiap personil Manic Street Preachers dinyanyikan James dengan emosional. Lagu favorit saya Lil Baby Nothing dibawakan berikutnya. Disusul dengan Motown Junk yang membuat Nicky Wire melompat-lompat mengikuti semangat penonton. Video klip lagu ini juga sepintas seperti suasana Café O Hara Bandung ketika /rif berjaya dengan lagu-lagu brit pop nya.

Konser ditutup dengan lagu If You Tolerate This, Then Your Childen Will Be Next. James pun berterima kasih berulang-ulang karena penonton yang terus antusias dan Nicky Wire juga Sean Moore pun terlihat kagum. Penonton sepertinya sudah membuncah kepuasannya, setelah harus menunggu 8 album dan lebih dari 1 dekade untuk bisa menikmati konser Manic Street Preachers. Tanpa encore Manic Street Preachers meninggalkan panggung.

Jam menunjukan sekitar pukul sebelas malam, tapi saya pulang tidak sendiri karena beberapa penonton dari Jakarta memutuskan untuk makan bersama. Bahkan ada yang datang dari Medan dan Pangkal Pinang. Semuanya pasti meraskan hal sama seperti lagu You Love Us dari Manic Street Preachers

Tidak ada komentar: